UNESCO Akan Lakukan Research Sumber Air Sibolangit

UNESCO Akan Lakukan Research Sumber Air Sibolangit

Ingin mengetahui kualitas dari sumber air yang dikelola PDAM Tirtanadi, UNESCO melakukan research ke sumber mata air Sibolangit.

“Kualitas air di sini sangat bagus bahkan lebih bagus dari sumber air di negara kami,” kata Direktur UNESCO Asia Pasifik, Prof Dr Shahbaz, Kamis (22/10/2015).

Ia mengatakan sumber mata air ini harus selalu dijaga kelestarian alamnya agar kualitas air selalu dalam kondisi baik dan semakin layak pakai.

“Kami, orang-orang yang datang ini dari 19 negara dan semuanya ahli tentang air. Tujuan kami ke sini untuk melakukan research tentang kualitas air di Indonesia khususnya di Kota Medan,”ujarnya saat mengunjungi sumber air di Sibolangit.

Memang, kata Prof Dr Shahbaz Khan, air di Sibolangit bagus, tapi di sumber air Sibolangit ini ada ancaman yang nantinya dihadapi PDAM Tirtanadi.

“Ancaman tersebut berasal dari alih fungsi lahan jadi pemukiman warga. Ini bisa mencemarkan kualitas air dan itu harus dipikirkan PDAM Tirtanadi mulai dari sekarang. Karena dengan banyaknya pemukiman akan terjadi polusi di bagian hulu,”katanya.

“Maka dari itu, para ahli air dari 19 negara kami kumpulkan untuk melihat mata air di Sibolangit,” ujarnya.

Apabila polusi sudah terjadi di sumber air Sibolangit, secara otomatis, sambung Direktur UNESCO Asia Pasifik, kualitas air akan menurun dan biaya pengolahan air akan lebih mahal.

Sementara itu, Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi, Ir Delviyandri mengatakan kedatangan UNESCO ke sumber air Sibolangit dalam rangka International Simposium di bidang air minum dan air limbah. Simposium ini juga untuk merayakan HUT UNESCO yang ke 70.

“Jadi, mereka (UNESCO) ke Sibolangit untuk melihat warisan dari zaman dulu yang merupakan heritage dari sumber mata air yang di bangun Belanda tahun 1905 dan ini harus kita pertahankan,” katanya.

UNESCO, kata Delviyandri akan membuat research bagaimana agar air di Sibolangit tidak habis dan tidak tercemar. “Mereka akan lakukan penelitian dan itu akan membantu kita dalam menghadapi tantangan ke depan,”ujarnya.

Dengan penelitian itu nantinya, PDAM Tirtanadi akan menggunakan research atau penelitian untuk bekerjasama dengan pemerintah Deliserdang maupun Provinsi Sumatera Utara yang berguna untuk meluaskan daerah resapan air. “Karena kalau tidak kita pertahankan, bisa-bisa air di sini akan habis. Karena di sumber air di Sibolangit dan Pancurbatu sudah banyak pemukiman yang bisa disebut sebagai ancaman bagi produksi resapan air kita,” katanya, sesuai rilis yang diterima Tribun.

Ditanya mengenai apa antisipasi PDAM Tirtanadi agar air di Sibolangit tidak tercemar dan berkurang, Direktur Air Minum ini mengaku pihaknya melakukan penanaman pohon di setiap tahun. Pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah daerah agar masyarakat bisa menggunakan tanah untuk kebutuhan air PDAM Tirtanadi.

Dikatakan Delviyandri, penelitian dari UNESCO nanti akan menjadi acuan PDAM Tirtanadi untuk menyampaikan ke pemerintah. “Apakah tanah masyarakat akan dibeli pemerintah dan akan dijadikan hutan perlindungan atau ada kebijakan lain dari pemerintah. Tapi, tanpa penelitian dari UNESCO kita tidak bisa mengajukan ke pemerintah terkait daerah mana saja resapan air yang akan berkurang,”ujarnya seraya menyatakan UNESCO dalam akan membuat MoU dengan PDAM Tirtanadi akan hal itu.